Saturday, September 22, 2012

Bahasa dan Kebudayaan

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. (Koentjaraningrat, 1986: 180). Selanjutnya Koentjaraningrat berpendapat bahwa unsur kebudayaan itu ada tujuh. ketujuh unsur kebudayaan itu adalah (1) bahasa, (2) sistem pengetahuan, (organisasi sosial, (4) sistem peralatan hidup dan teknologi, (5) sistem mata pencaharian hidup, (6) sistem religi dan (7) kesenian. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut merupakan unsur pokok yang dapat diperinci menjadi sub-sub unsur yang lebih rinci lagi.


Dari keterangan di atas, kita mengetahui bahwa kata belajar merupakan salah satu unsur definisi kebudayaan. Dengan demikian semua tindakan manusia dengan belajar adalah kebudayaan. Tindakan yang berupa naluri seperti makan, minum atau berjalan pada hakekatnya bukan kebudayaan, namun demikian tindakan tersebut dapat merupakan tindakan kebudayaan, misalnya makan dan minum dengan alat, cara cara makan dan minum yang baik dan sopan yang perlu dibiasakan, bahkan pada tingkat tertentu cara cara makan dan minum dipelajari secara khusus dan rumit.

Bahasa dapat dikatakan sebagai naluri bawaan sebagaimana makan, minum dan berjalan. Bahasa dapat dikatakan sebagai naluri bawaan karena semua manusia normal pasti menguasai paling tidak satu bahasa. Hal ini sama dengan kenyataan bahwa hampir semua manusia normal bisa makan, minum dan berjalan. Hal ini dipertegas pula dengan pendapat bahwa manusia lahir dilengkapi dengan LAD (Language Acquisition Device) atau piranti pemerolehan bahasa yang memungkinkan manusia menguasai bahasa. Teori ini dianggap tidak cukup tanpa adanya lingkungan yang mengajarkan bahasa karena pada waktu dilahirkan otak manusia masih kosong bagaikan kertas yang putih bersih. Lingkunganlah yang mengembangkan bahasa anak melalui pembelajaran bahasa seiring dengan pertumbuhanya (Soepomo Poedjosoedarmo, 1999, Lim Kiat Boey, 1975). Dalam proses pembelajaran bahasa inilah tindakan kebudayaan itu ada. 

Sebagaimana makan dan minum yang bisa merupakan tindakan kebudayaan, berbahasapun dapat merupakan kebudayaan. Tindakan berbahasa ditentukan oleh faktor faktor luar bahasa yang juga merupakan unsur kebuadayan. Karena eratnya hubungan antara bahasa dan faktor faktor luar bahasa yang mempengaruhinya, sering dikatakan bahwa bahasa dan kebudayaan berhubungan sangat erat. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang lain sangat penting dalam pemakain bahasa. Orang yang ingin menguasai bahasa harus juga mengetahui unsur unsur lain di luar bahasa yang mempengaruhi pemakain bahasa tersebut.

REFERNSI:

Koentjaraningrat, 1986. Pengantar ilmu Antropologi, Jakarta: Penerbit Djamban.

Lim Kiat Boey, 1975. An introduction to linguistics for language teacher. Singapore University press

Soepomo Poedjosoedarmo. 1999. Peranan Otak dan Lingkungan dalam Pembentukan Bahasa.
       Makalah seminar di Universitas Sanata Dharma tanggal 2 Oktober 1999. Yogyakaarta: Tidak
       diterbitkan.

1 comment: